Helsinki - Nokia menjual unit bisnis software Qt ke sesama perusahaan asal Finlandia, Digia. Pelepasan bisnis software Qt ini merupakan bagian dari strategi Nokia aset non inti miliknya.
Mengakhiri pengembangan software tersebut juga dilakukan Nokia agar fokus melakukan transisi besar untuk menstandarisasi perangkat mobilenya pada platform Windows Phone milik Microsoft.
Toolkit pengembangan software open source Qt memungkinkan developer menciptakan aplikasi yang dapat berjalan di berbagai platform, termasuk Windows Microsoft, Mac OS X Apple, Linux dan sejumlah platform mobile seperti Symbian dan Windows Phone.
Nokia mengakuisisi Qt pada 2008 dari perusahaan bernama Trolltech. Qt ditargetkan kepada para developer untuk menciptakan aplikasi untuk Symbian dan MeeGo, OS mobile yang dikembangkannya dengan Intel.
Dilansir dari Reuters dan dikutip OKI PUTERA UTOMO, pada Jumat (10/8/2012), juru bicara Digia menyebutkan perusahaannya berniat membuat Qt agar mendukung Android, iOS dan Windows 8.
"Kami berencana membangun generasi terbaru lingkungan lintas platform. Ini adalah waktu yang tepat untuk memperbaiki persepsi orang terhadap Qt. Fokus Digia akan membawa Qt ke desktop serta memperluas dukungan bagi sistem operasi mobile," ujarnya.
Qt sendiri semula diandalkan Nokia untuk memperkuat segmen low-end. Di ajang Nokia Connection tahun lalu, Nokia menyebutkan Qt menjadi core Nokia untuk menyuguhkan beragam aplikasi di segmen yang disebutnya sebagai next billions users tersebut.
"Windows Phone menjadi strategi utama kami (untuk smartphone) dan Qt adalah platform hebat lainnya yang akan menjadi core dalam menghadirkan aplikasi ke next billion users," kata Marco Argenti, Senior Vice President for Developer and Marketplace Nokia kala itu.
Dengan dibenamkannya Qt, ponsel low-end Nokia diklaim bisa memiliki beragam fitur seperti smartphone.
No comments:
Post a Comment