Sunday, 24 February 2013

KELOMPOKTANI HARUS MAMPU MANDIRI


1. Kemandirian Ide dan Pengetahuan

Ide atau gagasan, adalah bentuk pemikiran yang merupakan langkah awal untuk memulai suatu kegiatan, tumbuhnya ide bisa berasal dari anggota maupun pengurus kelompoktani.
Ide bisa timbul dari proses melihat perkembangan di kelompoktani lain, diskusi dengan penyuluh dan pihak lain, atau diilhami dari berita di koran, radio maupun TV.
Ide yang perlu ditumbuhkan adalah ide yang bertujuan memajukan kelompoktani dan anggotanya.
Kemandirian ide terwujud bila anggota dan pengurus kelompoktani mampu menjalin komunikasi yang baik dan saling memberi masukan yang positif bagi kemajuan kelompoktani, yang ditindaklanjuti dengan upaya untuk mewujudkan ide tersebut.
Dalam mewujudkan ide diupayakan semaksimal mungkin dengan kemampuan sumberdaya yang ada, jika ada bantuan dari pihak lain maka hal itu bukanlah yang utama dan harus diposisikan sebagai “jembatan” yang harus dilalui, bukan malah bergantung kepada pihak lain.
Ide yang tidak ditindaklanjuti adalah hal percuma yang tak akan pernah tumbuh menjadi suatu kegiatan positif. Mewujudkan ide memerlukan keberanian untuk berbuat, pro dan kontra terhadap suatu gagasan adalah hal biasa, tak perlu ditakuti, yang penting kita bisa membuktikan bahwa gagasan tersebut ditujukan untuk memajukan kelompoktani dan seluruh anggotanya.
Kemandirian pengetahuan adalah keinginan yang kuat dari anggota dan pengurus kelompoktani untuk mencari informasi, dalam rangka mewujudkan gagasan, menyelesaikan permasalahan budidaya dan pemasaran, serta menyelesaikan persoalan lainnya.
Pengetahuan adalah kunci untuk bisa mewujudkan ide-ide baru, pengetahuan bisa ditingkatkan dengan cara rajin mencari informasi, gemar membaca, senang berdiskusi tentang hal yang positif seputar permasalahan pertanian.
2. Kemandirian Pengelolaan (manajerial)

Pengelolaan atau manajemen adalah salah satu cara yang perlu diterapkan agar kelompoktani bisa berjalan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Manajemen dibutuhkan agar tugas-tugas pelayanan bisa terbagi dengan baik kepada pengurus, setiap pengurus memiliki tugas yang jelas, dengan kata lain siapa mengerjakan apa.
Manajemen dibutuhkan untuk mengatur hak dan kewajiban pengurus dan anggota.
Kemandirian pengelolaan terwujud bila setiap pengurus sudah mengetahui tugas masing-masing, dan anggota taat kepada hasil musyawarah yang disepakati bersama.
Kemandirian pengelolaan mudah diwujudkan apabila ada keterbukaan antara pengurus dan anggota.
3. Kemandirian Material

Pengertian material meliputi kemampuan permodalan individu maupun kelompok, kemampuan permodalan dalam wujud uang maupun barang.
Kemampuan untuk meningkatkan permodalan adalah jalan untuk mencapai kemandirian material.
Dalam mewujudkan gagasan diupayakan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan modal yang sudah kita miliki, jika masih kurang barulah mengupayakan modal dari pihak lain.
Mencari tambahan permodalan dari luar bukan berarti tidak mandiri. Jika terpaksa mencari tambahan modal dari pihak luar harus diposisikan sebagai pinjaman untuk “Modal Kelompoktani” yang tidak musnah ketika suatu gagasan berhasil diwujudkan.
Bantuan permodalan jangan membuat ketergantungan kepada pihak lain, apalagi selalu berharap agar dibantu pihak lain.
Kemandirian material tercapai bila kelompoktani dan anggotanya memiliki kemampuan “membayar dan menjaga kelestarian permodalan” yang sudah ada.
4. Kemandirian Pemasaran

Jika kelompoktani sudah sepakat untuk melakukan kegiatan agribisnis, maka sudah selayaknya mengetahui seluk beluk pasar.
Pemasaran adalah tanggung jawab setiap pelaku agribisnis, bukan tanggung jawab orang lain maupun instansi pemerintah.
Kemandirian pemasaran perlu dibangun dengan memberdayakan keterlibatan seluruh anggota kelompok beserta keluarganya. Kebersamaan dan kekompakan adalah salah satu kunci keberhasilan menuju kemandirian pemasaran.
Perlu disadari bahwa lebih banyak anggota yang terlibat promosi untuk menawarkan hasil produksi kelompoktani, semakin banyak “pintu peluang bisnis” yang bisa kita buka dibanding hanya mengandalkan beberapa tenaga pemasaran.
Sekalipun dalam promosi bisa melibatkan banyak orang, jangan lupa untuk tetap “satu Pintu” dalam urusan administrasi jual beli, yaitu dilakukan pencatatan dan pembukuan ditingkat kelompok.
Kelompoktani boleh memberi kebijakan potongan harga bagi anggota yang membeli bibit untuk dijual kembali kepada konsumen, sehingga memungkinkan anggota untuk mendapatkan “jasa” dari selisih harga penjualan kepada konsumen.
Tidak ada kewajiban bagi instansi pemerintah untuk memasarkan hasil produksi kelompoktani, bantuan yang bisa diberikan oleh instansi pemerintah biasanya hanya sebatas ikut mempromosikan produk kelompok tani.
Jangan pernah takut gagal untuk mulai memasarkan hasil produksi, karena salah satu kunci keberhasilan pemasaran adalah keberanian. Selamat Berjuang mitra taniku, semoga sukses. .

No comments:

Post a Comment