Sunday, 27 May 2012

Konser GAGA{L}, Berapa Kerugian Promotor Lady Gaga?

foto

(kika) Security concert Lady Gaga Vincent Hands, Direktur Big Daddy Michael Rusli, bersama pengacara Minola Sebayang, saat memberikan keterangan kepada media soal konser Lady Gaga di Senayan City, Jakarta, Minggu (27/5). Penyanyi Lady Gaga akhirnya membatalkan rencana konser di Jakarta 3 Juni nanti. Kepastian itu disampaikan oleh promotor konser Big Daddy, dengan alasan keamanan di Jakarta yang tidak kondusif untuk konser. TEMPO/Dasril Roszandi


Jakarta - Manajemen Lady Gaga akhirnya membatalkan konser yang seharusnya diselenggarakan di Gelora Bung Karno di Jakarta pada 3 Juni 2012 mendatang.

Berapa kerugian Big Daddy Entertainment atas pembatalan ini? "Memang hal ini kurang menguntungkan. Kalau kerugian komersial itu enggak bisa di-share," kata Michael Rusli, Presiden Direktur BigDaddy Entertainment, di Jakarta, Minggu 27 Mei 2012.

Menurut Michael, pembatalan murni dari manajemen Lady Gaga. Jadi  Big Daddy seharusnya tak membayarkan uang penalti untuk Mother Monster itu. Namun BigDaddy menganggapnya sebagai rahasia kontrak. 

Kuasa hukum Big Daddy, Herna Sutana, mengatakan telah mengangkut perlengkapan konser Lady Gaga sebanyak 70 kontainer melalui udara dan laut ke Jakarta. Sebanyak 40 konteiner yang melalui laut sudah sampai di Jakarta.

Adapun tiket konser pun telah ludes terjual. Harga tiketnya Rp 465 ribu hingga Rp 2,25 juta per lembar. 

Menurut promotor musik Marcel Permadi yang juga Account Director Berlian Entertainment, Lady Gaga merupakan artis termahal saat ini. Kisaran harga untuk bisa mendatangkan artis penyanyi sekaligus penulis lagu itu US$ 2-3 juta atau sekitar Rp 20 miliar. 

Dengan tarif Gaga sebesar itu, dipastikan promotor tetap untung. Apabila tiket benar terjual 50 ribu lembar, panitia konser sedikitnya sudah mengantongi hasil penjualan karcis sekitar Rp 67 miliar. Wajar jika promotor tetap berjuang mendapatkan izin konser Gaga.

Namun promotor musik Adrie Subono tidak menghitung pengembalian uang tiket sebagai sebuah kerugian dari sebuah konser yang batal. Adrie memastikan, sebulan menjelang konser, pihak promotor biasanya sudah mesti melunasi sisa uang muka sebesar 50 persen ke pihak manajemen artis.

Menurut dia, itulah yang membebani Big Daddy Entertainment selaku promotor konser. "Kalau pembatalan dari pihak promotor Indonesia, uang yang sudah dibayarkan tidak kembali,” katanya.

Selain menjadi kontroversi di Indonesia, Lady Gaga juga diprotes kelompok Kristen konservatif di Korea Selatan dan Filipina. Di Indonesia, pro dan kontra terhadap Lady Gaga terjadi di kalangan politikus, artis, pejabat, dan masyarakat. Ada yang mendukung dan ada yang menolak Gaga. Namun ormas seperti FPI menolaknya

No comments:

Post a Comment