Tuesday, 15 May 2012

Diam-diam, Kodak Punya Reaktor Nuklir Tersembunyi 30 Tahun

Jakarta - Kodak diam-diam punya fasilitas nuklir tersembunyi yang tidak diketahui oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) selama lebih dari 30 tahun. Kandungan uraniumnya cocok untuk diolah menjadi senjata nuklir.

Reaktor nuklir tersebut berisi 1,5 kg uranium berkalori tinggi yang bisa digunakan untuk persenjataan, dipakai dalam Californium Flux Multiplier (CFX) yang didapat pada 1974. Tapi kepemilikan uranium ini baru dilaporkan pada 2006 silam, setelah penggunaannya dihentikan.

Kodak, yang sudah melaporkan perlindungan kebangkrutan di bulan Januari lalu, mengklaim sudah mengantongi izin untuk reaktor nuklir itu dan sepenuhnya aman untuk dioperasikan.

"Uranium di CFX itu memang berkalori tinggi ... tapi tidak semudah itu juga untuk diubah jadi senjata nuklir," kata juru bicara Kodak Christopher Veronda kepada Fairfax Media, dikutip Sidney Morning Herald, Selasa (15/5/2011).

"Alat ini tidak mengakibatkan risiko radiasi kepada khalayak maupun karyawan," kata Veronda.

Reaktor tersebut memang tidak digunakan sebagai pembangkit aktif sehingga tidak ada risiko bocornya radiasi, tapi tetap saja kandungannya sangat berbahaya jika sampai jatuh ke tangan teroris.

"Alat semacan ini sangat langka," kata Miles Pomper, peneliti senior di pusat studi Nonproliferation di Washington, D.C.

Berdasarkan laporan Kodak, hanya ada dua alat tersebut yang pernah diproduksi dan beredar di dunia ini, dan satu-satunya yang dipakai untuk industri komersil.

Secara terpisah, juru bicara Komisi Regulator Nuklir AS, Neil Sheehan, mengatakan perusahaan swasta yang memegang alat seperti ini tidaklah lazim.

Reaktor tersebut ditempatkan di dalam bunker dengan tembok sebetal 60cm dalam sebuah fasilitas riset di Rochester, New York, tanpa sepengetahuan publik, sampai sekarang.

Namun, perusahaan yang hampir bangkrut itu bersikeras alat unik tersebut tidak pernah menjadi rahasia, hanya belum dipublikasi saja. Eksistensi reaktor itu (bukan lokasinya) sering disinggung dalam bahan riset dan dokumen publik.

"Banyak orang mengira reaktor kami itu sangat besar, bisa memberikan daya listrik ke banyak orang. Padahal, alat kami ini hanya cukup untuk menyalakan lampu 4 watt. Sebuah pembangkit normalnya bisa memberi daya 85 juta kali lebih banyak," imbuh Veronda.

Reaktor tersebut ukurannya tidak besar, hanya sebesar kulkas dua pintu, dan digunakan untuk melipatgandakan neutron dan metode analitik lain. Kodak mengaku menggunakan reaktor ini untuk melakukan tes kemurnian bahan-bahan kimia, juga untuk tes neutron radiography.

Jika reaktor tersebut memang aman, pertanyaannya adalah, kenapa harus dihentikan? Kodak mengklaim keputusan untuk menghentikan reaktor itu sudah muncul sejak 2003, saat perusahaan ingin mencari cara alternatif yang lebih hemat dan murah untuk melakukan analisis.

No comments:

Post a Comment